Oleh: Calvin Dachi, M.A.I.E, M.Th
Salah satu persoalan dalam penafsiran
Alkitab adalah bagaimana memahami teks tanpa bias dogmatis. Masalah ini sudah sering dibicarakan namun sampai
sekarang kelihatannya masih banyak yang belum bisa melepaskan diri dari
belenggu dogmatis dalam menafsir Alkitab.
Berikut ini saya akan mencoba mengkaji masalah ini secara lebih
eksplisit dengan contoh konkrit untuk memperlihatkan bagaimana dogma yang
dianut seseorang mempengaruhi penafsiran dan memperdaya penalarannya dan orang
lain.
Contoh
pertama:
Joh
6:44 Tidak ada seorangpun yang dapat datang
kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan
Kubangkitkan pada akhir zaman.
Teks
ini berkata bahwa (makna pertama)
1.
semua orang yang datang kepada Yesus
adalah orang yang ditarik oleh Bapa. (Pemahaman
ini betul)
Tetapi
ada godaan untuk memahami teks ini lebih dari itu dengan mengatakan bahwa (makna
kedua)
2. orang yang tidak datang atau tidak percaya
kepada Yesus adalah orang yang tidak ditarik oleh Bapa. (Pemahaman ini jelas bermasalah)
Dimana
permasalahannya?
Untuk
memperjelas hal ini, izinkan penulis membuat ilustrasi yang sejajar. Seandai bahasa Yoh 6:44 diganti dengan hal
yang sekuler:
Tidak
ada seorangpun yang dapat menonton tinju, jikalau ia tidak diberi tiket masuk
oleh panitia.
Artinya:
semua orang menonton tinju tersebut adalah orang yang diberi tiket masuk. Arti ini benar. Tetapi apakah semua yang diberi tiket masuk
tersebut pergi menonton tinju? Jawabnya
belum tentu! Jadi kita membuat
kekeliruan jika berkata bahwa yang tidak menonton tinju adalah yang tidak
diberi tiket. Karena bisa terjadi ada
orang yang diberi tiket oleh panitia tapi tidak pergi menonton tinju dengan
berbagai alasan: sakit, tidak suka,
sibuk dan sebagainya.
Kembali
ke Yoh 6:44, orang yang menganut predestinasi ganda calvinis akan memahami Yoh
6:44 mengikuti pola pikir dogma tersebut yaitu: Allah telah menetapkan sebagian
orang untuk selamat dan yang lainnya ditetapkan binasa. Ada dua ruangan dalam dogma ini
Ruang
Pertama, orang yang selamat karena sudah ditetapkan Allah sebelumnya.
Ruang
Kedua, orang yang binasa karena sudah ditetapkan sebelumnya untuk tidak selamat.
Dua
ruang yang terbentuk di otak para penganut dogma ini segera menjalankan
fungsinya ketika membaca Yoh 6:44.
“Kelompok
orang yang datang/percaya Yesus” dimasukkan ruang dogmatis pertama. Di ruang dogmatis ini: semua orang selamat karena ditetapkan untuk selamat, dan
oleh karena itu mereka ditarik oleh Bapa.
Kelompok
orang yang tidak datang/tidak percaya” dimasukkan
di ruang dogmatis kedua. Di ruang dogmatis ini, semua binasa karena
tidak ditetapkan selamat, dan oleh karena itu tidak ditarik oleh Bapa yang
mengutus Yesus.
Penafsiran ini seolah-olah logis karena
ruang-ruang dogmatis telah dibuat sebelumnya di otak mereka dan teks Yoh 6:44 disesuaikan
berdasarkan ruang-ruang itu. Dengan cara
ini penalaran diperdaya oleh dogma sehingga makna teks tidak tergali dengan
baik.
Tanpa disekat dalam ruang-ruang dogmatis
di atas maka makna teks akan lebih jujur bicara kepada kita.
Joh 6:44 Tidak ada
seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang
mengutus Aku…
Artinya: yang dapat datang kepada Yesus adalah orang
yang ditarik oleh Bapa yang mengutus
Yesus. Dengan demikian semua yang datang
kepada Yesus PASTI ditarik oleh Bapa. Tapi
bagaimana sebaliknya? Apakah semua yang
ditarik oleh Bapa PASTI datang/ percaya kepada Yesus? Ayat ini tidak katakan apapun tentang hal
itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar