Rabu, 06 Mei 2015

Pengaruh Dogma dalam penafsiran (1)

Oleh: Calvin Dachi, M.A.I.E, M.Th



          Salah satu persoalan dalam penafsiran Alkitab adalah bagaimana memahami teks tanpa bias dogmatis.  Masalah ini sudah sering dibicarakan namun sampai sekarang kelihatannya masih banyak yang belum bisa melepaskan diri dari belenggu dogmatis dalam menafsir Alkitab.  Berikut ini saya akan mencoba mengkaji masalah ini secara lebih eksplisit dengan contoh konkrit untuk memperlihatkan bagaimana dogma yang dianut seseorang mempengaruhi penafsiran dan memperdaya penalarannya dan orang lain.

Contoh pertama:

Joh 6:44  Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.

Teks ini berkata bahwa (makna pertama)
1.  semua orang yang datang kepada Yesus adalah orang yang ditarik oleh Bapa.  (Pemahaman ini betul) 

Tetapi ada godaan untuk memahami teks ini lebih dari itu dengan mengatakan bahwa (makna kedua)
2.  orang yang tidak datang atau tidak percaya kepada Yesus adalah orang yang tidak ditarik oleh Bapa.  (Pemahaman ini jelas bermasalah)

Dimana permasalahannya? 
Untuk memperjelas hal ini, izinkan penulis membuat ilustrasi yang sejajar.  Seandai bahasa Yoh 6:44 diganti dengan hal yang sekuler:   
Tidak ada seorangpun yang dapat menonton tinju, jikalau ia tidak diberi tiket masuk oleh panitia.
Artinya: semua orang menonton tinju tersebut adalah orang yang diberi tiket masuk.  Arti ini benar.  Tetapi apakah semua yang diberi tiket masuk tersebut pergi menonton tinju?  Jawabnya belum tentu!  Jadi kita membuat kekeliruan jika berkata bahwa yang tidak menonton tinju adalah yang tidak diberi tiket.  Karena bisa terjadi ada orang yang diberi tiket oleh panitia tapi tidak pergi menonton tinju dengan berbagai alasan:  sakit, tidak suka, sibuk dan sebagainya.


Kembali ke Yoh 6:44, orang yang menganut predestinasi ganda calvinis akan memahami Yoh 6:44 mengikuti pola pikir dogma tersebut yaitu: Allah telah menetapkan sebagian orang untuk selamat dan yang lainnya ditetapkan binasa.   Ada dua ruangan dalam dogma ini

Ruang Pertama, orang yang selamat karena sudah ditetapkan Allah sebelumnya.
Ruang Kedua, orang yang binasa karena sudah ditetapkan sebelumnya untuk tidak selamat.

Dua ruang yang terbentuk di otak para penganut dogma ini segera menjalankan fungsinya ketika membaca Yoh 6:44. 
“Kelompok orang yang datang/percaya Yesus” dimasukkan ruang dogmatis pertama.  Di ruang dogmatis ini: semua orang  selamat karena ditetapkan untuk selamat, dan oleh karena itu mereka ditarik oleh Bapa.
Kelompok orang yang tidak datang/tidak percaya”  dimasukkan di  ruang dogmatis kedua.  Di ruang dogmatis ini, semua binasa karena tidak ditetapkan selamat, dan oleh karena itu tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Yesus.
Penafsiran ini seolah-olah logis karena ruang-ruang dogmatis telah dibuat sebelumnya di otak mereka dan teks Yoh 6:44 disesuaikan berdasarkan ruang-ruang itu.  Dengan cara ini penalaran diperdaya oleh dogma sehingga makna teks tidak tergali dengan baik.

Tanpa disekat dalam ruang-ruang dogmatis di atas maka makna teks akan lebih jujur bicara kepada kita.
Joh 6:44  Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku…

Artinya:  yang dapat datang kepada Yesus adalah orang yang  ditarik oleh Bapa yang mengutus Yesus.  Dengan demikian semua yang datang kepada Yesus PASTI ditarik oleh Bapa.  Tapi bagaimana sebaliknya?  Apakah semua yang ditarik oleh Bapa PASTI datang/ percaya kepada Yesus?  Ayat ini tidak katakan apapun tentang hal itu. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar